Program RTLH TMMD Ke-124 Kodim 0824/Jember, Rumah Senima Selesai 100%


JEMBER,Transnews24.com Kedatangan Letkol Arm Indra Andriansyah,G.Dip.,M.Han Dansatgas TMMD Kodim 0824/Jember, disambut dengan tangisan haru tak tertahan dari Senima (60), warga RT 002/RW 013, Dusun Curahlembu, Desa Plalangan, Kecamatan Kalisat, Jember, saat dia memeluk dengan penuh kasih Ibu Sandya Indra Andriansyah, Ketua Persit Kartika Candra Kirana Cabang XXXVIII, yang didampingi oleh Wakil Ketua, Ibu Herawady. Pelukan ini menjadi simbol nyata dari impian yang telah terpendam selama dua puluh tahun.

"Mimpi kami terwujud setelah dua dekade," ucap Senima dengan suara bergetar di antara isak tangis, menahan kebahagiaan yang meluap. "Kami ingin memiliki rumah yang layak berkat program TMMD ke-124." Air mata bahagia terus mengalir membasahi bahu Ibu Sandya Indra Andriansyah, seolah tak mampu menampung semua rasa syukur dan sukacita yang mengalir di hatinya. Minggu 1 Juni 2025.

Selama ini, Senima telah berjuang dengan keras bersama kedua anaknya. Pekerjaannya di gudang tembakau hanya ada saat musim kemarau. Pada saat di luar musim tersebut, ia harus "ngasak" atau mengumpulkan sisa padi di sawah saat musim panen, demi bertahan hidup dan memastikan makanan ada di meja. Keadaan rumahnya yang tidak layak semakin memperberat beban hidup mereka.

Kini, berkat program TMMD (TNI Manunggal Membangun Desa), rumah Senima telah bertransformasi menjadi tempat tinggal yang layak dan nyaman. "Dengan program TMMD, rumah kami sekarang layak dan bagus," tutur Senima dengan rasa syukur yang mendalam. Bagi dirinya, ini adalah bukti nyata kedekatan antara TNI dan warga. "Semoga TNI selalu hebat dan kuat bersama rakyat," ungkapnya dengan harapan yang tulus.

"Saya telah tinggal di rumah gedek berdinding tanah ini selama 20 tahun bersama kedua anak yang ditinggal suami yang meninggal karena sakit," kata Bu Senima dengan mata berkaca-kaca.

Momen pahit tentang kebocoran rumah saat hujan deras di Jember Utara selalu membayangi pikirannya. Keadaan itu sudah berlangsung selama bertahun-tahun, membuatnya sulit untuk tidur di malam hari. "Saya ingin merenovasi, tapi uangnya tidak ada. Prioritas utama adalah biaya pendidikan anak-anak," ujarnya pelan.

Selain bekerja sebagai buruh tani, Bu Senima juga kadang-kadang mengambil pekerjaan serabutan di gudang tembakau dengan penghasilan harian yang tidak menentu, antara Rp 40 ribu hingga Rp 50 ribu.

Dia tidak bisa melupakan betapa sulitnya saat hujan deras turun di malam hari. "Harus cepat mencari ember dan bak untuk menampung air hujan yang bocor," kenangnya.




Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama